Radira | Be the first to comment!

Everybody Knew You're a Liar

"ku harus menemui cintaku
mencari tahu hubungan kita
apa masih atau tlah berakhir

kau menggantungkan hubungan ini
kau diamkan aku tanpa sebab
maunya apa? ku harus bagaimana?
kasih…

reff: sampai kapan kau gantung cerita cintaku
memberi harapan
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu

detik-detik waktu pun terbuang
teganya kau menggantung cintaku
bicaralah biar semua pasti

kau menggantungkan hubungan ini
kau diamkan aku tanpa sebab
maunya apa? ku harus bagaimana?
kasih…

repeat reff

gantungnya hubungan cintaku
membuatku sakit
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu"


Lagu saat aku merasa diombang-ambingkan oleh keputusanmu.

"Bila
Tak menjadi milikku
Aku takkan menyesal
Telah jatuh hati"

Secuplik lagu untukmu yang telah membuatku mengerti bahwa kini kau tak bisa aku miliki seutuhnya.

"Gak gak gak kuat
Gak gak gak kuat
Aku gak kuat sama
Playboy playboy

Gak gak gak level
Gak gak gak level
Aku gak level sama
Cowok gampangan"

Lagu buat orang yang ngerasa cakep, ganteng, banyak fansnya, yang cuma asal tunjuk cewek langsung bisa jadi pacarnya. Yang padahal miskin, pulsa aja ga punya, bolos sekolah ngga tanggung-tanggung, dosanya seabrek, segudang aja penuh. Makan tuh dosa!

" ketika ku lihat kau bersama dia
tak ada penyesalan dalam hidupku
dan apa yang ku rasakan saat ini
seperti dahulu ku tak mengenalmu

ketika ku lihat kau bersama dia
tak ada lagi hasrat dalam hidupku
kepada dirimu yang dulu tercinta
tak ada lagi kenangan, takkan lagi harapan

everybody knew you're a liar
everybody knew you're a player
everybody knew you're never serious
risk your love at me
and i tell you once again baby"

Aku sayang sama kamu. Prettttt....
Radira | Be the first to comment!

Asam Manis Purwokerto - Jogja - Solo

Jumat pagi, 5 Agustus 2011, dinginnya minta ampun. Jaket tebal dan sarung tangan abu-abu yang aku pakai tetap aja bisa ditembus dinginnya embun subuh pagi itu. Berkali-kali aku mengusap kedua tanganku untuk mencari kehangatan dan sempat aku menyelipkan kedua tanganku di tangan ibuku, tapi hasilnya nihil, menggigil tetep ada.

Hari ini adalah perjalananku ditemani ayahku ke Jogja, ke Y Jalan Z Jogjakarta untuk mengambil kartu X. Walau hari sebelumnya sempat terjadi insiden hilangnya tanda bukti formulir  pendaftaran di rumahku, dimana kalau tidak ada tanda bukti itu aku tidak dapat mengambil kartu  X di Jogja. Bingung, cemas, takut, lemas bercampur jadi satu saat itu, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dan atas saran kakakku, aku disuruhnya pergi ke ke polsek terdekat untuk mengurus surat kehilangan  barang. Secepat mungkin aku pun langsung mengurusnya ke polsek terdekat dan tak sampai 10 menit surat itu selesai aku urus.

Empat jam sudah, akhirnya aku sampai di depan Gedung Y. Pertama, aku mengurus surat pernyataan kehilangan formulir pendaftaran. Aku menengok ke map orang lain. Eh, foto 4x6??? Aku ngga bawa nih. Ya, Tuhan... Aku bawanya yang 3x4 doang. Dag dig dug dag dig dug. Aku jelas panik, masa harus ke Purwokerto lagi. Ingin nangis waktu itu. Tapi, untung aja kata petugasnya, kalau pakai surat kehilangan barang, ngga perlu foto 4x6. Wushhh... Kaya ada angin lewat, panik aku langsung ilang.

Kedua, aku mengambil nomor antrian.

Ketiga, ini nih yang buat aku sebel, baru aja di depan pintu masuk ambil X, aku disuruh Pak Satpam ganti sepatu. Aku bilang aku dari luar kota Pak jadinya ngga bisa balik. Eh, disuruh pinjam orang lain. Waduh... Gimana ini??? Eh, Meme udah pulang belum ia? Untung aja, teman sekolahku Meilda masih belum pulang. Walau malu, tapi keterpaksaan yang buat aku meminjam sepatunya. Yaa..  Daripada pinjam orang lain.

Pengambilan X berjalan lancar. Sepatu aku kembalikan. Sekarang tinggal cari kost-kostan untuk menginap sehari sebelum tes tanggal 21 nya. Yah, yang namanya ngga pakai kendaraan pribadi terpaksa jalan kaki siang panas gini. Eh iya, di perjalanan cari kost-kostan, aku berkenalan dengan anak Gombong namanya Ida dan anak Ngawi namanya Ikhrom. Mereka juga lokasi tesnya bareng dengan aku. Jujur aja, ya aku ngga bisa akrab sama mereka berdua, yang satu pendiem yang satu cerewet + bicaranya pakai logat Ngawi, mana aku bisa nyambung. Ditambah lagi, kok bisa ya anaknya pendiem kalem manis, ibunya cerewet bicaranya keras banget, galak.

Lima menit perjalanannya, tapi serasa satu jam. Kost-kostan putri dengan tembok tinggi yang ditunjuk orang bengkel itu jalannya ngeri, jalannya mirip ke pedalaman, berdebu, gersang, banyak pohon tumbang. Berbeda dengan kost-kostannya yang bersih, maksudku bersih itu, ngga ada barang sama sekali di kamar kost-kostan putri itu, ngga ada tempat tidur, kursi dan lain-lain. Kecewa sih waktu pertama melihat ruangannya, tapi kata yang empunya kost-kostan, nanti akan diberi kasur lipat, muat kok untuk tiga orang.

Setelah lobi dengan yang empunya, kami sepakat menginap di kost-kostannya selama sehari semalam dengan kocek sebesar A ribu.

Males nulis. Hahay. Isi-isi blog doang :P